Demi Allah, dunia ini dibanding akhirat ibarat seseorang yang mencelupkan jarinya ke laut, dan air yang tersisa di jarinya ketika diangkat, itulah nilai dunia (HR Muslim)

Senin, 21 Juni 2010

Aku Bangga Menjadi Anakmu

IBU : Engkau mata air kehidupanku.

Ibu, suatu hari aku menyaksikan engkau begitu kurus dan lelah ketika baru saja melahirkan dan merawat adik bungsuku. Lalu aku menelusuk kedalam hatiku dan bertanya disana : Bagaimanakah lelahnya engkau ketika baru saja melahirkan kami berdua... anak kembarmu ??? Pasti lebih berat dari ini bukan ?

Dengan penasaran aku memintamu bercerita tentang masa kecilku. Dengan terbata-bata engkau mengingat memori belasan tahun yang lalu itu. Engkau mencuci kiloan meter dari rumah kita, karena sumber mata air langkah pada saat itu. Ketika salah satu dari kami menangis, seseorang datang memanggilmu.

Mau tak mau, sejenak engkau menghentikan cucian baju kotor kami dan kembali ke rumah mendiamkan kami sampai kami tertidur lagi, hingga engkau pun kembali lagi menyelesaikan cucian itu.

Aku tertegung mendengarnya, begitu besar jasa engkau kepada kami. Diam-diam aku berihktiar di dalam hati, takkan ada yang bisa membawaku kepelaminan tanpa restumu Ibu, takkan terputus ikatan kita Ibu walaupun terpisah jarak.

Ibu... Engkau mata air kehidupanku, engkau matahari yang menerangi duniaku.
Murkah Allah terletak pada murkahmu, Ridho Allah terletak pada Ridhomu.

Wanita merupakan pelambang kemunafikan, mengawali datangnya sebuah kehancuran, perusak sebuah keharmonisan, menghadirkan runtuhnya akan kejayaan dan melahirkan berbagai kekejian.
Namun tak pernah dapat kupungkiri bahwa : Wanita merupakan wujud lain keindahan yang slalu membawa kedamaian, membuktikan akan adanya anugerah dari Sang Pencipta, membimbing langkah para pejaya, melahirkan era serta nama dan wanita itu adalah... IBU
===================================================


AYAH : Engkaulah yang mengiringiku tumbuh.

Engkaulah sekolah pertamaku, darimulah ilmu kugali dan dari kegemaranmulah membaca menurun padaku. Dikala mati lampu, engkau mengusir sunyi dengan cerita-ceritamu tentang perjuangan nenek moyang kita melawan penjajah di tanah air.

Engkaulah yang mengajariku memahami arti dibalik puisi-puisi. Sungguh engkau mata air tempatku menimbah ilmu. Engkaulah yang mengajariku pertama kali bersepeda dan bermotor. Engkaulah yang menanam puluhan benih buah-buahan di pekarangan rumah kita hingga aku bisa memetiknya ketika musim buah tiba.

Engkaulah yang selalu mengunjungiku ketika masih bersekolah, engkaulah yang mengantarkanku ketika pertama kali melepasku hijrah ke kota ini. Selalu ada cinta dalam diammu, kutahu itu dari wajahmu yang menemaniku bertumbuh.

Ayah, ku rindu dengan prinsip dan pandangan hidupmu. Semua yang telah kau berikan tentang disiplin, harga diri, kejujuran sangatlah berguna dalam kehidupanku. Masih teringat kita sering diskusi hingga larut malam walau kadang ada beda pendapat. Ku sebagai anak, belum banyak membalas kasih dan jasamu, hanya Do'a yang Insya ALLAH akan senantiasa teriring dalam sujudku.

Sayangilah Ayahmu seperti engkau menyayagi Ibumu.


JIKA CATATAN INI BERMANFAAT, SILAHKAN DICOPY - PASTE & INSYA ALLAH, MOHON DIBAGIKAN...!!!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar